Sampah pemicu utama penyebab Banjir |
Km. Sanggicu. Jakarta, merupakan ibu kota negara Indonesia yang nerupakan
pusatnya suatu kemajuan dan perubahan, dan merupakan contoh pembangunan dan
pendidikan dan mampu membaerikan dampak yang positif untuk daerah dan sebagian
besar kota lainnya, namun kini nama Jakarta dianggap penyakit dengan masalah
turun temurun yang tak kunjung hilang yakni banjir.
Sudah hampir dua pekan ini, sejak awal januari tahun 2013sampai
pertengahan bulan ini, banjior menjadi bahan pembicaraan masyarakat ibu kota
kita, dengan masalah ini, ternyata pemerintah pusat belum bisa menjawab dan
menemukan cara untuk mencegahnya yang sejak tahun kompeni.
Dengan banyak hal pemicu bencana yang menghadang ibu kota
yang disampaikan oleh sejarawan dan tim ahli peneliti, yakni pemicu utamanya
adalah perubahan tatakota serta penebangan pohon yang dilakukan tepatnya di
bogor dan puncak yang merupakan sumber utama arus sungai ciliwung, namun mereka
tidak terlalu memperhatikan yang terbayata pemicu utamanya adalah sampah yang
menghambat arus air di drainase serta arus sungai.
Kabar yang dimuat di berbagai
media baik itu televisi maupun cetak, banjir dan Jakarta adalah kabar
terhangat, maka apa yang harus dipelajari dengan daerah ibukota oleh pemerintah
Dompu?
Pelajarannya adalah, pemerintah harus pandai memilih dan
menmperkirakan proyek serta pembangunan untuk Dompu, serta masyarakat juga ikut
menyadari betapa buruknya sampah jika menghambat saluran drainase serta sungai.
Akhir-akhir ini, beberapa kelurahan dan desa yang berada
diDompu sempat direndam oleh banjir, maka dengan ini, pemerintah harus lebih
serius menangani dan memprsiapkan diri untuk mencegah terjadinya banjir susulan
yang ada diDompu, karena jangan sampai Dompu naik daun karena banjir seperti
ibu Kpota Negara yakni Jakarta.
Dan mulai sekarang pemerintah dan masyarakat harus mulai
memperdulikan lingkungan dengan menerapkan sesuatu pekerjaan kecil yakni dengan
mebuang sampah pada tempatnya.
Banyak warga masyarakat yang merasa ngeri dengan kondisi Jakarta,
seperti yang jelaskan oleh bapak H. Umar yang merupakan tokoh Agama dan
masyarakat bahwa “ dengan banjir yang tidak terlalu besar kemarin kami sudah
ngeri, apalagi jika kami harus kebanjiran dan disuruh untuk mengungsi, pokoknya
jangan sampailah semoga pemerintah sudah memikirkan dan mempersiapkan diri
sejak awal” ujarnaya kamis (17/01) kemarin.
Maka sekarang kita harus belajar degan memandang ibu kota,
dan berpikir jangan sampai Dompu disamakan sialnya dengan Jakarta. (AZ)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar