Minggu, 28 Oktober 2012

Pengunjung Pantai Jambu Lebaran Ini Berkurang

pantai jambu dari jauh

Kita selaku Panitia merasa sangat kecewa dengan pihak dinas pariwisata, karena telah menunjuk saya sebagai kepala panitia yang bertanggung jawab merasa kecil hati bahwa jumlah pengunjung untuk lebaran Idul Adha seperti sekarang ini pengunjungnya tidak terlalu ramai seperti idul Fitri, karena pemasukan nya sangat minim seperti Idul Fitri pemasukannya mencapai puluhan Juta rupiah” Ujar bapak M.Saleh atau sering di sapa Onas.

Sudah tiga hari dengan hari Minggu kemarin, salah satu Aktivis desa jambu ditunjuk oleh Desa Jambu untukmenjadi panitia pemungut dana pengunjung pantai Jambu atau pantai Velo Janga, seperti pa yang dijelaskan oleh bapak Onas Sendiri saat diwawancarai Oleh Tim Kampung Media Sanggicu Dompu (KMSD) kemarin Minggu 28/10 tepatnya di pinggir pos pembayaran Karcis masuk, bahwa desa Jambu telahg bekerja sama dengan dinas pariwisata untuk pemungutan retribusi pengunjung pantai jambu tersebut, bang onas sendiri serta pihak aparat desa hanyalah pengelolaan dari desa jambu, tindak lanjut dari desa untuk pantainya tida ada, melainkan desa mengunakan dana hasil pemungutan untuk disetor ke dinas pariwisata karena dinas pariwisata memungut pajak serta retribusi tipa tahunnya, namun dari desa sendiri hanya mengharapkan uang sisanya untuk keperluan desannya sendiri, seperti keperluan membeli kertas, serta perlengkapan lainnya yang mungkin menurut desa sangat dibutuhkan.
Dari pihak pariwisatanya selama ini belum ada pengalokasian dana hasil darin pada pantai jambu sendiri, seperti sekarang ini terlihat adanya kurang dari lima barugak yang terbangun di pinggir pantai itu masih dipertanyakan pembuatnya Dinas Mana karena tidak ada laoran yang masuk serta kepastiannya,  karena seperti yang ditegaskan oleh bang Onas sendiri bahwa sudah lebih dari Rp 10 Juta dana yang dimasukan ke dinas pariwisata sejak Idul Fitri 1433 H. kemarin namun belum ada tindakan serta pengalokasian dana untuk pantai jambu sendiri.

Serta Dari pihak pengamanannya sudah tiga hari aktifitas pantai belum terlihat adanya kericuhan dan telah dipastikan aman, karena dari pihak pengamanannya telah inten untuk tetap bersiaga, karena belajar dari pengalaman seperti yang terjadi saat lebaran-lebaran sebelumnya.  Dan jikalau adanya perselisihan yang mungkin akan memicu kericuhan serta keributan maka akan diproses secara hukum dan klarifikasi masalah akan lebih ditingkatkan lagi, sejauh ini masih terlihat aman” ujar bapak Arifin Selaku pengamanan perwakilan Polsek Pajo (A’A)

Kamis, 25 Oktober 2012

Abdul Azis...

Segenap Crew Kampung Media Sanggicu, Yang mewakili semua anggota dan Komunitas Kampung Media Yang berada di kab/ kota Dompu dan sepropinsi NTB Mengucapkan 

"SELAMAT  HARI RAYA IDUL ADHA 10 DZULHIJAH 1433 H, MINAL AIDIN WAL FA'IDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN"

SEMOGA SELURH JAMAAH HAJI INDONESIA MENDAPAT HAJI YANG MABRUR...

"DI HARI YANG SUCI INI KITA DIANJURKAN UNTUK BRKURBAN DAN TIDAK DI ANJURKAN UTUK MENJADI KORBAN"

Selasa, 23 Oktober 2012

Jelang Hari Kurban Harga Ternak Melunjak


“Hari raya idul kurban yang tinggal menghitung hari kini pasaran ternak semakin melunjak” itulah sepatah kalimat yang dilontarkan oleh bapak Jamal saat ingin membeli ternak kambing untuk dikurban kannya Jum’at  (26/10) esok.

Tepatnya di desa Nowa kec Woja, dipinggiran jalan raya antar Ptropinsi yakni JL. Lintas Sumbawa yang sepnjang 100 meter terlihat hewan ternak kambing yang dijual oleh bapak Sukrin(48) Asli Dompu yang mangkal hampir sepekan ini sengaja menjualnya ditempat terebut, yang memang seperti yang dikatannya saat mengobrol dengan tim KMSD”Kampung Media Sanggicu Dompu” di tempal mangkalnya bahwa kebiasaan tersebut sudah sering dilakukan ditahun-tahun sebelumnya dan tidak hanya bapak sukrin yang menjual kambing tersebut melainkan banyak penjual lainnya juga.

“Dengan momen menjelang hari raya Idul Adha atau sering dikenal dengan hari raya Idul kurban ini tidak heran jika harga ternak sedikit naik, yang karena memang kebutuhan para pembeli sangat penting dan terbatas sehingga harga yang biasanya Rp 750 Ribu / ekornya, maka disaat seperti sekarang ini harga kambing naik sampai dua kali lipat menjadi Rp. 1.500.000 dan yang sehargaRp. 1 juta keatas maka di naikan sampai Rp 2 jutaan. Maka tidak heran lagi banyak nya pembeli yang memasang wajah sedikit cemas karena kecewa, namun karena kebutuhan akan berharap ridho yang lebih dari yang maha Kuasa maka mereka akan membelinya seperti yang dilakukan oleh para pembeli terlebih pak Jamal yang barusan membeli” ujar pak Sukrin

Dari bapak Jamal sendiri selaku pembeli merasa tidak begitu kecewa akan tindakan yang dilakukan oleh para pedagang yang sekarang ini, “namun benar seperti apa yang dikatakan bapak sukrin kalau sudah yang namanya kebutuhan yang mendesak maka tida boleh nolak karena takutnya dipenjual yang lainnya menjualnya dengan harga yang lebih tinggi lagi” ungkap pak Jamal.

Memang seperti yang terlihat sekarang ini, bukan hanya ternak Kambing yang mengalami kenaikan harga, melainkan ada yang lebih meningkat lagi seperti harga Sapi, Kerbau dan Bahkan Ayam juga melami kenaikan harga mencapai harga dua kali lipatan. (AA*) 

Keberhasilan Sanggicu Dompu

Sejak diresmikan menjadi anggota kampung Media pada tahun 2010, Ian Abdul Azis bersama rekan kerjanya yakni Rizal Perdana dan Al-Amin yang merupakan Anggota resmi kampung media yang telah terbentuk di Kampung Media Sanggicu Dompu yang mewakili kampung Media kec. Dompu kini terlihat jelas dengan capaian yang dihasilkannya.

Sejarah Program kampung Media merupakan program terobosan Propinsi NTB yang dikelola oleh Kadishubkominfo Propinsi yang telah diresmikan oleh Gubernur kini mendapapat respon positif bagi masyarakat dan kini telah terbenuk sebanyak 50 komunitas kampung media se NTB, karena memang progam ini intinya untuk melancarkan perkembangan informasi yang ada di tiap lingkungan yang ada di tingkat kecamatan antar kabupaten/kota se NTB.

keberhasilan sanggicu Dompu setelah mendapatkan nominasi tertinggi di pengembangan ITnya, kini Abdul Azis yang merupakan Admin Sanggicu dipercayakan oleh LSM LenSA-NTB untuk menjadi staf di bidang Ppejabat Pengelola Informasi Dokumentasi (PPID)nya lensa, RIzal perdana P. kini direkrut oleh media cetak Sarangge Dompu dibagian Pemasaran serta Kelompok Remaja Kreatif (KRK) Dompu sebagai staf publikasi Dokumentasi, dan Al Amin sendiri kini di peryakan oleh Media Koran Dumpu Dore yang merupakan Koran tingkat desa Dorebara  sebagai  Pimpinan Redaksi.

Walaupun telah memiliki tugas masing-masing di tiap-tiap lembaga tersendiri namun kekompakan serta kebersamaan yang dimiliki oleh semua tim Sanggicu kini semakin erat, Yang memang mimpi sanggicu masih jauh dan sangat besar yang masih belum tergapai, dan tentunya keberhasilan yang sesungguhnya masih belum nampak secara jelas karena banyak kekurangan atas kerja tim Sanggicu yang selama ini.

Rabu, 17 Oktober 2012

Lumba - Lumba Terdampar

gb. Lumba-Lumba saat dievakuasi
Km. Sanggicu, tepatnya di kecamatan Kilo, warga desa Malaju Rabu (17/10) kemarin dikejutkan dengan adanya seekor ikan lumba-lumba yang terdampar dipantai laut kilo, menurut salah satu warga yang berada dilokasi penemuan ikan Lumba-lumba tersebut  yakni bapak Prabu Eko bahwa ikan tersebut terdampar karena mungkin ditinggal oleh kelompok nya dan ia kelelahan dan akhirnya memilih untuk keluar dari laut akibat kelelahan, warga menemukannya sekitar pukul 08:00 waktu setempat.


Namun saat diketemui olh tim Sanggicu selku tim peneliti  menyatakan bahwa penyebab adanya ikan lumba-lumba yang terdampar tersebut dikarenakan lumba-lumba tersebut tidak mampu menahan kondisi air Air laut yang kurang cocok dengan suhu tubuhnya, jika dilihat disekitanya tidak hanya ikan lumba-lumba melainkan ada ikan lainnya yang ikut terdampar, dan ini diakibatan karena mungkin perubahan cuaca sekarang ini.
kartena memang kejadian seperti ini tidak terjadi sekarang ini melainkan kejadian tersebut terjadi hampir setiap tahunnya diberbagai pantai laut Indonesia.

Lumba-lumba yang terdampar tersebut kini diambil oleh salah seorang warga untuk dijadikan lauk karena memang keadaan ikan tersebut dalam keadaan mati dan juga kondisinya masih segar, karena jika dibuang itu sama saja membuang-buang rezki" ujar pak Eko nyantai.  *(zis).

Minggu, 14 Oktober 2012

Tak Ada Biji, Ampaspun JAdi


Km.Sanggicu, Tak ada biji, ampaspun jadi, begitulah istilah yang telah dilontarkan oleh M.Sidik selaku pemuda yang kesehariannya beraktivitas sebagai petani sekaligus buruh pikul. Ia mengungkapkan dengan menurunnya hasil pertanian ditahun sekarang ini petani tidak harus merasa pasrah serta berkecil hati karena dengan memanen kacang kedelai tidak hanya bijinya yang laku dijual, melainkan ampasnyapun akan laku dipasaran" ujarnya Minggu (14/10) kemarin.

Tepatnya disawah pak Nurdin kelurahan Kandai 1 Dompu, Sidik yang saat itu sedang berebut ampas kedelai dengan teman-teman yang lainnya untuk diperjualkan kepada petani ternak Sapi yang membutuhkan pakan uintuk ternak mereka,  ampas kedelai dijual oleh Sidik dan teman-teman yang lainnya seharga Rp.15.000/ karungnya jika peternak tersebut berasal dari wilayah Dompu yang dekat dengan lokasi, lain hal;nya dengan peternak yang berada jauh dari lokasi dan pembeli yang berada diluar kab.Dompu seperti Bima dan Sumbawa mereka menjualnya dengan seharga Rp.20 sampai Rp. 25 ribu itupun harga ampas halusnya dari kulit kedelai serta daun keringnya, belum lagi ampas kasar yang dari tangkai nya yang dijual seharga Rp.150.ribu / Truknya.

Makanya dengan penurunan hasil panen ditahun sekarang ini para petani tidah harus berkecil hati, yang karena memang dengan sedikit harga yang dihasilkan dari biji kedelainya tapi ampasnya pun bisa menghasilkan uang yang bisa sedikit menyamakan harga yang sedikit berkurang. Azis red. 

Kamis, 11 Oktober 2012

Bantuan Untuk Rakyat, Rakyat Berebut dan Ribut

Ilustrasi BSPS
Km. Sanggicu, kabupaten Dompu adalah kabupaten yang termasuk mendapatkan Bantuan Stimulasi Perumahan Swasta (BSPS) dan juga Dompu merupakan kabupaten yang memperoleh bantuan terbanyak dari sembilan (9) kabupaten atau kota yang ada di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dengan adanya bantuan yang dikhususkan untuk perumahan masyarakart yang tidak layak huni tersebut memicu konflik antara masyarakat, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) serta pemerintah sendiri, yang dikabarkan bahwa adanya kecurangan serta pungutan liar yang dilakukan oleh UPKserta aparat desa yang bertugas untuk menginput data dan menyurfi dilapangan, karena memang pada dasarnya dikabarkan bahwa bantuan ini tidak menarik biaya dan hanya bermodalkan KTP yang memiliki nomor induk keluarga (NIK) dan lampiran gambar rumahnya.

seperti yang dialami oleh masyarakat desa Mangge Asi Dompu serta warga Bali 1 Dompu, ternyata adanya kecurangan yang dilakukan oleh tim UPK yang katanya bersekongkol dengan aparat desanya untuk mendata dengan cara memilih tanpa melihat fakta, seperti kejadian yang diributkan sejak minggu kemarin sampai sekarang ini bahkan ada juga sebagian masyarakat desa Mangge asi berbondong-bondong mendatangi bapak Abdul Mu'is selaku kabid Fisik Bappeda Dompu untuk memintai keterangan serta penjeklasan tentang bantuan rumah yang tidak layak Huni tersebut.

Adapun tanggapan dari bapak Abdul Mu'is saat ditemui kemarin (kamis 10/10/2012)  oleh tim Sanggicu,"jika memang adanya kecurangan serta pemungutan liar seperti apa yang dikabarkan, itu tidak sangkut pautnya dengan pemerintah Bappeda melainkan itu mungkin sengaja dilakukan oleh tim UPK serta aparat desa masing-masing yang mencari keuntungan sendiri, dan sekarang pengimputan data dan surfey kondisi rumah sudah dilakukan untuk mendata ulang dan mereka semua memenuhi prosedur kerja" ujar pak Mu'is diruang kerjanyan.

dan harapannya agar masyarakat tidak lagi meributkan masalah tersebut karena seperti yang diharapkan oleh Menpera kata pak Mu'is, agar masyarakat penghuni rumah tidak layak huni yang belum mendapatkan bantuan BSPS tahun ini akan dikedepankan ditahun 2013 depan, karena memang program ini berlanjut sampai tahun 2014 esok" jelasnya
*)Azis-

Selasa, 09 Oktober 2012

Patahan Kayu Jembatan Hidup

gb. Ama eso saat membawa kayu bakar
Semua orang membutuhkan pengahasilan untuk melanjutkan kehidupan, mereka tidak memandang pekerjaan apa yang layak untuk dikerjaan. Itulah yang ditanam oleh bapak Tua yang biasa disapa Ama Eso yang bernama lengkap M.Yusuf yang berumur 75 tahun lebih, namun dengan umur yang tergolong lansia ini masih menyempatkan sisa kekuatannya untuk mencari dan mengambil kayu bakar dihutan untuk dijualkannya.

Dengan semangat yang dimiliki oleh sosok ama Eso yang seharusnya beristirahat dirumah menunggu perawata serta perhatian dari anaknya melainkan ama Eso untuk kehutan pagi-paginya untuk mengumpulkan potongan kayu kering yang akan dipotong dan ikat dengan rapi dan dijual kepada orang-orang atau tetangga yang memerlukanna dengan harga yang tidak terlalu ditentukan yang penting mencukupi uang kebutuhan kehidupan keluarganya.


Ama Eso adalah merupakan pendatang asli Teke Bima yang menetap dan sampai sekarang tinggal di Dusun Teke Dompu, ia tinggal bersama cucu dari anak pertama yang bernama Arsad, kegiatan sehari harinya adalah menjual kayu bakaryang hasilnya untuk dijadikan beras, dan juga kadan-kadang ada juga yang menukarkan kayu dengan Beras atu umbi-umbian bahkan dengan sebungkus Rokok.

Saat ditemui oleh tim Sanggicu kemarin sepulangnya dari hutan Ama Eso sedkit menjelaskan kegiatan kesehariannya "saya sehari-hari jika kondisi saya sehat mencari kayu kering dihutan Tente yang berseblahan dengan desa Mbawi Dompu yang jaraknya sekitar 3km dari rumah, karena hanya disana yang banyak kayu kering. dan sorenya baru dijual yang hasilnya untuk membeli beras dan lauk" ujarnya dengan napas yang sedikit sesak. sedang cucunya sekarang sekolah di Madrasah Aliah Yasmin yang memang gratis dan jaraknya terjangau. " Arsad adalah Cucu saya yang sekarang sekolah di Aliah yasmin, sengaja ia masuk disana karena dia memikirkan kondisi kehidupan yang serba kekurangan, katanya gak apa-apa yang penting bisa melanjut sekolah dan dapat ilmu, dan sorenya menjual kayu bakar bersama saya" ujarnya dengan sedikit sedih dengan kehidupan yang dialaminya.
(azis Red)

Minggu, 07 Oktober 2012

Timbu ‘Dahi kuliner Khas Dompu

gb. Tibu 'Dahi kuliner khas Dompu Siap Saji
Minggu 07/10/2012, Timbu ‘Dahi merupakan dua kata yang menggunakan kata Dompu, Bima yang berarti Nasi bambu (Timbu) dan tape ketan (‘Dahi) yang merupakan makanan Khas yang ada dikota Dompu Sendiri.
Timbu ‘dahi yang merupakan makanan Khas Dompu Bima yang sama-sama berbahan dasarkan beras ketan hitam dan putih yang diolah dengan proses yang berbeda namun bisa disatukan yang menghasilkan citarasa yang cukup menumbuhkan selera makan ini CUKUP cukup menarik dan memberikan warna tersendiri untuk pendatang baik dari luar daerah Dompu sendiri maupun Luar. Karena timbu dahi ini memiliki rasa yang Khas dan sungguh berbeda dengan makanan yang lainnya, karena pada proses pembuatannya yang juga cukup unik, seperti  apa yang dijelaskan oleh Ibu Sarafiah Mustamin selaku penjual Timbu ‘Dahi yang merupakan warisan turun temurun kleluarganya, Timbu ( nasi Bambu) diproses dengan cara Beras ketan puti yang dimasukan kedalam bambu yang sudah dicampur dengan air santan dan dibakar dengan menggunakan arang, sedangkan ‘Dahi (tape ketan) yang merupakan beras ketan merah yang diproses dengan menggunakan ragi dan disimpan beberapa hari dan mengalami proses fermentasi sehingga mengahsilkan aroma serta rasa yang cukup menggugah selera makan.
Ibu Sarafiah yang merupakan pembuat timbu sejak tahun 1996 yang merupakan warisan dari ibunya nenek Ijah, ia adalah wanita asli Dompu yang berasalkan Desa Dorebara Dompu, kesehariannya adalah menjual Timbu dan Dahi, walau harganya yang sedikit agak murah tapi tidak terlalu murahan, hasilnya ia gunakan dengan membiayai anaknya untuk bersekolah, dengan hasil jualannya lima anaknya telah berhasil menyelesaikan sekolah hingga bangku SMA dan tinggal anaknya yang keenam yang sekarang masih duduk dibangku kelas 2 SMA.
Sudah tidak heran lagi jika peminat Timbu ‘Dahi bukan hanya orang Dompu Bima, ataupun orang luar daerah, melainkan adajuga wisatawan asing yang menjadi langganan Timbu ‘Dahinya ibu sarafiah ini,. Seperti yang diujarkan oleh KK Fau itulah sapaannya “waura ntoi ndaiku amba ‘dahi labo timbu, swatipu sakola anawauku sampe sa nggorikaina sakola SMA, ntene mpa warana dou dimawelina sabunera ambare nggeepa mpoina, kone ake dou turis ngawa rau weli pangaha ma kampo ndake, akempa fuu moriku.(sudah lama diri pribadi saya berjualan ‘Dahi dan Timbu, sebelum anak saya sekolah sampai mereka tamat SMA, tetap juga banyak yang gemar membelinya berapapun yang saya jual tetap habis. Sekarang aja orang turis mau mau membeli jajan yang kampungan ini” ujar kk Fau penuh semangat sambil menjual dagangannya di pos Ronda Dorebara Selatan.

Kamis, 04 Oktober 2012

Kesurupan, Aktifitas Pelajaran Terganggu

gb. evakuasi korban kesurupan
Kamis / 4 Oktober 2012, tepatnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 3 Dompu yang beralamatkan jl.Lintas Mbawi km 05 Desa Dorebara Dompu sudah hampir sepekan ini aktifitas kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu yang dikarenakan beberapa siswa yang kesurupan akan usiknya Dunia lain.
Kejadian asing yang mengganggu aktifitas pembelajaran yang seperti biasanya ini cukup memicu kemalasan siswa untuk mengikuti proses belajar seperti biasanya karena kejadian kerasukan yang menjadi korbanya para siswi mengundang kehebohan serta kecemasan bagi para guru dan siswa-siswi yang lainnya.
kejadian yang berawal sejak hari senin (1/10) kemarin dikabarkan bahwa seperti yang diutarakan oleh bapak Rizal selaku mahasiswa yang sedang melakukan PPL di sekolah tersebut "kejadian aneh bermula karena adanya hal yang memicu kemarahan mahluk dunia lain yaitu siswa sering melempari mangga dan mengenai salah satu dari anggota keluarga mahluk asing" ujarnya.
Dengan kejadian ini Bapak Drs. Edi Suriansyah selaku Kepala sekolah SMP N 3 Dompu menyarankan agar  semua guru tetap berantisipasi serta siswa/siswi selalu bersiaga dan menguatkan keyakinan agar tidak terasukui. "sudah kita melakukan tindakan pencegahan seperti mengundang para ustad, kiyai dan orang pintar namun kejadiannya tetap terjadi, dan berhubung besok hari Jum'at saya akan gelar kegiatan tambahan seusai yasinan untuk melakukan Jikiran bersama dilapangan" ujar pak Edi.
Tambahnya "Untuk para guru Agar selalu mengawasi para siswa, Dan siswa agar tidak lagi main lempar dan melakukan hal aneh lagi" tegas pak Edi,.. "Karena memang sudah banyak siswa yang menjadi korban kesurupan sejak hari senin sampai kamis mungkin sudah 15 siswi yang dipulangkan karena kesurupan tersebut" tambah pak Suriansyah selaku wakasek Kesiswaan. Sanggicu Dompu.   

Rabu, 03 Oktober 2012

KABUPATEN DOMPU

gb. lambang dan peta kab. Dompu
Kabupaten Dompu, adalah sebuah Kabupaten Di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang Ibukotanya adalah Dompu yang bermotokan dengan Nggahi Rawi Pahu. Kabupaten ini berada ditenmgah pulau Sumbawa Wilayahnya seluas 2.321,55 km² dan jumlah penduduknya sekitar 200.000 jiwa. Kabupaten Dompu berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa dan Teluk Saleh di barat, Kabupaten Bima di utara dan timur serta Samudra Hindia di selatan.
Dompu terkenal sebagai penghasil Susu Kuda liar dan Madu. Selain itu Dompu juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan keragaman genetik hewan penghasil daging misalnya kerbau rawa atau kerbau lumpur (sahe dalam bahasa Dompu) yang selama ini belum juga diketahui tingkat keragaman genetiknya dengan kerbau di daerah lain untuk menambah sumber informasi akan kekayaan Plasma Nutfah di Dompu akan segera dilakukan penelitian yang akan memberikan hasil nyata dari pertanyaan oleh pakar kerbau selama ini. Budaya  masyarakat Dompu sangat dekat dengan Kabupaten Bima, Meskipun terdapat sedikit perbedaan dari Logat dan bahasanya.
Kab.Dompu yang beribokotakan ompu terbagi 8 ( Delapan ) Kecamatan, yaitu kec, Dompu, Pajo, Hu'u, Woja, Manggelewa, Kempo, Kilo dan Pekat. serta terdiri dari beberapa desa dan keluarahan.
Dompu Sendiri mempunyai kondisi fisik yang sedikit berbeda seperti  keadaan kemiringan tanah dan ketinggiannya, serta kemiringan tanah lerengny, berdasarkan data yang telah diklarifikasi bahwa: Lereng 0-25% (datar) seluas 42.950 ha atau 18,4 %, Lereng 2,5-15% (landai) seluas 73.349 ha atau 31,55%, Lereng 15-40% (bergelombang sampai dengan berbukit) seluas 87,911 ha atau 37,82%, Lereng diatas 40% (terjal) seluas 28.250 ha atau 12,15% masing-masing dari luas wilayah.
Kab. Dompu juga memiliki ketinggian tempat dari permukaan air laut merupakan faktor yang perlu diperhatikan didalam mengenai fisik suatu wilayah serta daerah terutama yang berhubungan dengan penyediaan sumber daya tanah, dan berdasarkan sumber pada perhitungan peta ketinggian kabupaten Dompu pada skala 1:100.000, diperoleh data: ketinggian 0-100 m dpl seluas 7.705 ha (31,28%), Ketinggian 100-500 m dpl seluas 107.815 ha (46,38%), Ketinggian 500-1.000 m dpl seluas 34.150 ha (14,69%), dan Ketinggian diatas 1.000 m dpl seluas 17.790 ha (7,65%). Dapat disimpulkan bahwa dari data ketinggian tersebut terlihat bahwa wilayah kabupaten Dompu terbesar pada ketinggian 100-500 m dpl, dan menyebar pada masing-masing kecamatan.
Kbupaten Dompu termasuk daerah yang beriklim teropis dengan musim hujan rata-rata bulan Oktober sampai April setiap tahunnya, dan mempunyai tipe Iklim D,E,dan F menurut Fergon dan Smith. Pada Musim kemarau suhu udaranya relatif rendah berkisar sekitar (20 derajat Celcius - 30 derajat Celcius) pada siang hari dan dan dibawah 20 derajat celcius pada malam hari. Berdasarkan sumber data yang bersumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab.Dompu curah hujan selama tahun 1984 - 1992 dapat diketahui bahwa curah hujan rata-rata pertahunnya sebanyak 1.038,73 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 77 hari.
Jenis tanah Dompu antara lain Kompleks litosal mediteran Coklat, kompleks rezina dan litosal dengan luas areal 63.460 ha. jenis tanah dijadikan sebagai dasar pemanfaatan tanah, terutama untuk menentukan jenis tanaman yang cocok sesuai dengan jenis tanahnya dan juga menentukan sifat fisik, yaitu kepekaan terdapat erosi sehingga sangat penting dalam menentukan fungsi lindung.
Dompu sendiri memiliki 19 buah sungai besar dengan debit yang berfariasi. pada musim hujan sering terjadi kebanjiran yang kadang-kadang merusak tanaman pertanian ataupun pemukiman penduduk. Selai 19 sungai besar masih banyak sungai kecil  serta mata air yang berair sepanjang tahun sebagai sumber penghidupan masyarakat.
Adapun peta Geologi kab. Dompu yang berdasarkan peta Geologi pulau sumbawa, Endapan permukaan, menyuebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal 11.602 ha atau 5% dari luas wilayah. Endapan permukan terdiri dari kerikil, pasir dan Lembung... Batuan Gunung Api terdiri dari gunung api muda, hasil gunung api tua lebih tua, tersebar diwilayah kec. Pekat,kec. Kempo dan kec. Dompu bagian Timur dengan luas areal 113.557 ha atau 48,85% dari luas wilayah kab. Dompu... Batuan endapan, lempung tufan terbesar diwilayah kec. Pekat dengan luas areal penyebaran 1.562,5 ha.

Penjual Es Potong, Dengan Terik Terus Melangkahkan Kaki

gb. Mas Edy Penjual Es potong

Rabu (3/10) Dengan semangat serta rasa tanggung jawab yang begitu menggebu didalam jiwa seorang bapak yang sudah berumur 42 tahun, masih rela menabrak teriknya matahari mengelilingi hamparan sawah dengan bisikan angin yang terasa mendesah tak terasa dengan beban Es Potong yang dipikul dengan menggunakan bambu yang terbelah dengan rapi, demi menncukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya, inilah keseharian pekerjaan Pak Edi biasa disapa oleh orang banyak, bapak beranak tiga asli Lombok Tengah, Praya. Dengan berbekalkan niat serta tawakal berharap sedikit rezki demi kelancaran pemasuannya sehari-hari.
Bapak Edi berjualan Es potong diDompu sudah 17 tahun demi kelancaran pendidikan ketiga anak-anaknya. Yang pertama bernama Lalu Edi Sudrajat Duduk Dibangku Perguruan Tinggi IKIP Mataram dengan jurusan Bahasa Inggris dan  kini sedang melakukan KKN ( Kuliah Kerja Nyata). Anaknya yang kedua duduk dibangku SMP kelas Dua sedangkan yang terakhir duduk dibangku Sekolah Dasar, merupakan kebanggaan tersendiri untuk seorang bapak yang bertanggung jawab seperti pak Edi, karena memang cita-citanya dahulu adalah menyekolahkan semua anaknya, anak kedua dan ketiga ikut tinggal diDompu beserta istrinya. Karena kesehariannya adalah berjualan Es Potong dengan dibantu oleh Istrinya yang membuat Espotong, pemasukan perhari yang sekitar Rp. 200 ribu jika laku semua dan cuacanya cerah, walau demikian bapak Edi  cukup semangat walau dengan umur yang terhitung Tua.
Seperti Kesan yang diucapkan untuk anak dan istrinya selasa(2/10) kemarin “untuk anak saya semoga sekolahnya lancar dan mendapatkan Nilai yang bagus, mereka tidak perlu tahu sepahit dan seburuk apa yang saya rasakan setiap harinya, asalkan mereka tetap bisa bersekolah, dan mencukupi kebutuhan keluarga untuk menafkahi anak beserta istri, cukup saya selaku orang tuanya yang merasakan pahitnya hidup karena tidak bersekolah dan saya tidak ingin anak saya merasakan hal yang sama seperti apa yang kami sebagai Orang tua rasakan. karena memang mungkin dengan kepahitan mencari yang telah dilakukan menghasilkan banyak gula untuk kedepan” ujarnya di sawah Om Din.
Sungguh sagat memprihatinkan karena memang tanggung jawab selaku tonggak keluarga, mengharus sang bapak untuk setia memikiul dagangannya Es Potong ditrengah hamparan sawah dengan terik matahari yang begitu terasa menyengat.

Gagal Panen, Kedelai Siap Giling Terbakar

Gb. Kedelai Setelah Terbakar
Selasa, 2 Oktober 2012, memasuki awal panen memang sungguh menyenangkan hati para petani, karena selain lebih mengawali  panen dilahan persawahan tetapi harga penjualan juga cukup menguntungkan karena kebanyakan pembeli kedelai diawal panen memberanikan diri untuk member harga yang cukup tinggi. Dan kebanyakan petani untuk berlomba- lomba menanam lebih awal karena pergantian musim juga harus lebih diperhtikan, Jika tidak maka hujan akan mngguyur dan kacang kedelai tidak akan laku dipasaran.
Namun lain halnya dengan kedelai milik bapak M.Natsir kedelai yang sudah dijemur dua hari, dan siap digiling hangus dilahap siJago merah, kedelai yang disiap panen dalam areal sawah yang sekitar ½ H (setengah hektar) merenggut kerugian yang ditotalkan sekurang-kurangnya Rp 9 Juta. Kejadian yang tidak terduga ini terjadi Sabtu 29/09 kemarin mengakibatkan depresi yang begitu mendalam untuk bapak Natsir beserta Istrinya mba Sula, karena harapan mereka hanyalah pada kedelainya tersebut karena dilihat dari kondisi yang sekarang ini memang cukup sangat karena kondisi  perekonomian kelura pak Natsir yang semakin menipis, ditambah lagi stok Sembako penyediaan pangan seperti beras serta padi yang kabarnya tinggal seminggu lagi akan habis. Jika bapak Natsir mengharapkan pemasukan dari kerjaannya yang hanya penjaga sekolah dasar yang tiap Triwulan baru gajian maka tidak begitu mencukupi, seperti yang diutarakan oleh bapak Hija selaku Panggawa ( penjaga Air) “awal kejadian terbakarnya kedelai bapak Natsir diakibatkan Karena adanya rembesan Api yang tidak tahu asalnya dari mana, dan memang kondisi angindisiang hari di tambah lagi dengan panas terik serta kacang kedelai yang sudah kering keropos memicu Api melalap dengan begitu cepat, kejadian sekitar pukul 12:30 sampai 14:00 tidak ada warga yang berani memadamkan api dan dimana suasana sawah yang sedikit Sepi”.
“Mungkin sudah takdir untuk hidup sengsara” hanya sepatah kata tersebut yang mampu dikeluarkan oleh Istri bapak Natsir, setelah ia melihat kejadian yang menimpa kedelainya saat diwawancarai Izal Anggota Sanggicu  Dompu, karena memang dilihat dari kenyataan nya cukup menyakitkan karena memang angka dari para petani Rp 9 Juta adalah nilai yang lumayan besar dan sangat berharga wajar saja Pak Natsir dan keluarga terpukuli perasaannya, tidak ada yang bertanggung jawab dengan kejadian tersebut dan entah siapa yang akan bisa membantunya, karena sudah memag takdir seperti ujar ibu Sula.”Azis”….