gb. Mas Edy Penjual Es potong |
Rabu (3/10) Dengan semangat serta rasa tanggung jawab yang
begitu menggebu didalam jiwa seorang bapak yang sudah berumur 42 tahun, masih
rela menabrak teriknya matahari mengelilingi hamparan sawah dengan bisikan
angin yang terasa mendesah tak terasa dengan beban Es Potong yang dipikul
dengan menggunakan bambu yang terbelah dengan rapi, demi menncukupi kebutuhan
keluarga dan menyekolahkan anaknya, inilah keseharian pekerjaan Pak Edi biasa disapa oleh orang banyak, bapak
beranak tiga asli Lombok Tengah, Praya. Dengan berbekalkan niat serta tawakal
berharap sedikit rezki demi kelancaran pemasuannya sehari-hari.
Bapak Edi berjualan Es potong diDompu sudah 17 tahun demi
kelancaran pendidikan ketiga anak-anaknya. Yang pertama bernama Lalu Edi
Sudrajat Duduk Dibangku Perguruan Tinggi IKIP Mataram dengan jurusan Bahasa
Inggris dan kini sedang melakukan KKN (
Kuliah Kerja Nyata). Anaknya yang kedua duduk dibangku SMP kelas Dua sedangkan
yang terakhir duduk dibangku Sekolah Dasar, merupakan kebanggaan tersendiri
untuk seorang bapak yang bertanggung jawab seperti pak Edi, karena memang
cita-citanya dahulu adalah menyekolahkan semua anaknya, anak kedua dan ketiga
ikut tinggal diDompu beserta istrinya. Karena kesehariannya adalah berjualan Es
Potong dengan dibantu oleh Istrinya yang membuat Espotong, pemasukan perhari
yang sekitar Rp. 200 ribu jika laku semua dan cuacanya cerah, walau demikian
bapak Edi cukup semangat walau dengan
umur yang terhitung Tua.
Seperti Kesan yang diucapkan untuk anak dan istrinya
selasa(2/10) kemarin “untuk anak saya semoga sekolahnya lancar dan mendapatkan
Nilai yang bagus, mereka tidak perlu tahu sepahit dan seburuk apa yang saya
rasakan setiap harinya, asalkan mereka tetap bisa bersekolah, dan mencukupi
kebutuhan keluarga untuk menafkahi anak beserta istri, cukup saya selaku orang
tuanya yang merasakan pahitnya hidup karena tidak bersekolah dan saya tidak
ingin anak saya merasakan hal yang sama seperti apa yang kami sebagai Orang tua
rasakan. karena memang mungkin dengan kepahitan mencari yang telah dilakukan
menghasilkan banyak gula untuk kedepan” ujarnya di sawah Om Din.
Sungguh sagat memprihatinkan karena memang tanggung jawab
selaku tonggak keluarga, mengharus sang bapak untuk setia memikiul dagangannya
Es Potong ditrengah hamparan sawah dengan terik matahari yang begitu terasa
menyengat.
mantap...sanggicu
BalasHapus