gb. Tibu 'Dahi kuliner khas Dompu Siap Saji |
Timbu ‘dahi yang
merupakan makanan Khas Dompu Bima yang sama-sama berbahan dasarkan beras ketan
hitam dan putih yang diolah dengan proses yang berbeda namun bisa disatukan
yang menghasilkan citarasa yang cukup menumbuhkan selera makan ini CUKUP cukup
menarik dan memberikan warna tersendiri untuk pendatang baik dari luar daerah
Dompu sendiri maupun Luar. Karena timbu dahi ini memiliki rasa yang Khas dan
sungguh berbeda dengan makanan yang lainnya, karena pada proses pembuatannya
yang juga cukup unik, seperti apa yang
dijelaskan oleh Ibu Sarafiah Mustamin selaku penjual Timbu ‘Dahi yang merupakan
warisan turun temurun kleluarganya, Timbu ( nasi Bambu) diproses dengan cara Beras
ketan puti yang dimasukan kedalam bambu yang sudah dicampur dengan air santan
dan dibakar dengan menggunakan arang, sedangkan ‘Dahi (tape ketan) yang
merupakan beras ketan merah yang diproses dengan menggunakan ragi dan disimpan
beberapa hari dan mengalami proses fermentasi sehingga mengahsilkan aroma serta
rasa yang cukup menggugah selera makan.
Ibu Sarafiah yang
merupakan pembuat timbu sejak tahun 1996 yang merupakan warisan dari ibunya
nenek Ijah, ia adalah wanita asli Dompu yang berasalkan Desa Dorebara Dompu,
kesehariannya adalah menjual Timbu dan Dahi, walau harganya yang sedikit agak
murah tapi tidak terlalu murahan, hasilnya ia gunakan dengan membiayai anaknya
untuk bersekolah, dengan hasil jualannya lima anaknya telah berhasil menyelesaikan
sekolah hingga bangku SMA dan tinggal anaknya yang keenam yang sekarang masih
duduk dibangku kelas 2 SMA.
Sudah tidak heran lagi
jika peminat Timbu ‘Dahi bukan hanya orang Dompu Bima, ataupun orang luar
daerah, melainkan adajuga wisatawan asing yang menjadi langganan Timbu ‘Dahinya
ibu sarafiah ini,. Seperti yang diujarkan oleh KK Fau itulah sapaannya “waura
ntoi ndaiku amba ‘dahi labo timbu, swatipu sakola anawauku sampe sa nggorikaina
sakola SMA, ntene mpa warana dou dimawelina sabunera ambare nggeepa mpoina,
kone ake dou turis ngawa rau weli pangaha ma kampo ndake, akempa fuu
moriku.(sudah lama diri pribadi saya berjualan ‘Dahi dan Timbu, sebelum anak
saya sekolah sampai mereka tamat SMA, tetap juga banyak yang gemar membelinya
berapapun yang saya jual tetap habis. Sekarang aja orang turis mau mau membeli
jajan yang kampungan ini” ujar kk Fau penuh semangat sambil menjual dagangannya
di pos Ronda Dorebara Selatan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar