Rabu, 03 Oktober 2012

Gagal Panen, Kedelai Siap Giling Terbakar

Gb. Kedelai Setelah Terbakar
Selasa, 2 Oktober 2012, memasuki awal panen memang sungguh menyenangkan hati para petani, karena selain lebih mengawali  panen dilahan persawahan tetapi harga penjualan juga cukup menguntungkan karena kebanyakan pembeli kedelai diawal panen memberanikan diri untuk member harga yang cukup tinggi. Dan kebanyakan petani untuk berlomba- lomba menanam lebih awal karena pergantian musim juga harus lebih diperhtikan, Jika tidak maka hujan akan mngguyur dan kacang kedelai tidak akan laku dipasaran.
Namun lain halnya dengan kedelai milik bapak M.Natsir kedelai yang sudah dijemur dua hari, dan siap digiling hangus dilahap siJago merah, kedelai yang disiap panen dalam areal sawah yang sekitar ½ H (setengah hektar) merenggut kerugian yang ditotalkan sekurang-kurangnya Rp 9 Juta. Kejadian yang tidak terduga ini terjadi Sabtu 29/09 kemarin mengakibatkan depresi yang begitu mendalam untuk bapak Natsir beserta Istrinya mba Sula, karena harapan mereka hanyalah pada kedelainya tersebut karena dilihat dari kondisi yang sekarang ini memang cukup sangat karena kondisi  perekonomian kelura pak Natsir yang semakin menipis, ditambah lagi stok Sembako penyediaan pangan seperti beras serta padi yang kabarnya tinggal seminggu lagi akan habis. Jika bapak Natsir mengharapkan pemasukan dari kerjaannya yang hanya penjaga sekolah dasar yang tiap Triwulan baru gajian maka tidak begitu mencukupi, seperti yang diutarakan oleh bapak Hija selaku Panggawa ( penjaga Air) “awal kejadian terbakarnya kedelai bapak Natsir diakibatkan Karena adanya rembesan Api yang tidak tahu asalnya dari mana, dan memang kondisi angindisiang hari di tambah lagi dengan panas terik serta kacang kedelai yang sudah kering keropos memicu Api melalap dengan begitu cepat, kejadian sekitar pukul 12:30 sampai 14:00 tidak ada warga yang berani memadamkan api dan dimana suasana sawah yang sedikit Sepi”.
“Mungkin sudah takdir untuk hidup sengsara” hanya sepatah kata tersebut yang mampu dikeluarkan oleh Istri bapak Natsir, setelah ia melihat kejadian yang menimpa kedelainya saat diwawancarai Izal Anggota Sanggicu  Dompu, karena memang dilihat dari kenyataan nya cukup menyakitkan karena memang angka dari para petani Rp 9 Juta adalah nilai yang lumayan besar dan sangat berharga wajar saja Pak Natsir dan keluarga terpukuli perasaannya, tidak ada yang bertanggung jawab dengan kejadian tersebut dan entah siapa yang akan bisa membantunya, karena sudah memag takdir seperti ujar ibu Sula.”Azis”….

Tidak ada komentar :

Posting Komentar