Jumat, 25 Oktober 2013
Ribuan Sapi Membanjiri Puluhan Hektar Sawah
Km. Sanggicu: Dipenghujung akhir musim kemarau, usai memetik buah kerja
kerasnya oleh petani menandai pergantian musim akan bermula, hamparan sawah
yang terlihat gersang seakan tidak ada kehidupan, bibit ilalang dan rerumputan
yang rindu akan kedatangan hujan yang bersamaan dengan katak yang lama
bersembunyi di balik pematang sawah, yang terlihat dengan jelas ribuan ternak
sapi yang membanjiri puluhan hektar sawah yang sengaja digirirng oleh pemiliknya
untuk menghabiskan sisa rerumputan yang dulunya dianggap sebagai Gulma oleh
petani.
Selasa, 22 Oktober 2013
Ulah Hama Tikus, Sebagian Petani Gagal Panen
Gb. puluhan petak kedelai yg terserang tikus |
KM. Sanggicu: Selasa (22/09) Ditengah kesibukan sebagian
besar petani memetik hasil jerih payahnya, Tamun ada juga sebagian petani yang gagal untuk memanen hasil kedelai yang
justru mereka harapkan selama ini yang diakibatkan oleh hama tikus.
Sebagian Kedelai petani yang berada di so Lanco, so Siso dan
so Mbawi seperti bapak Junaidin
Senin, 21 Oktober 2013
Rabu, 16 Oktober 2013
BUPATI DOMPU HBY MENGAJAK MASYARAKAT UNTUK MENYAYANGI BUAH HATI
gb. HBY saat penyambutan |
Menjelang sholat Ied masyarakat Dompu sebagian besarnya
berbondong-bondong menembus hawa Dingin untuk menempati lapangan Beringin
Pendopo Dompu untuk melaksanakan Sholat Ied berjamaah. Lapangan yang tergolong
cukup besar ini biasa digunakan oleh masyarakat dan pemerintah Dompu untuk
melangsungkan acara bersejarah.
Sebelumnya Bupati Dompu bapak H. Bambang M Yasin menyambut
para jemaah sebelum menunaikan Sholat sunat ied. Yang dalam sambutannya selain
program yang sudah dan sukses dilakukan bahlkan program lanjutan 2014 kedepan,
bapak HBY juga mengajak masyarakat Dompu umumnya yang dikhususkan kepada orang
tua untuk menyayangi buah hati mereka, dengan menjaga dan mangajarkan anak mereka agar berbakti dan nurut supaya
esok anak mereka bisa menjadi anak yang berakidah serta berakhlak mulia seperti
yang dicontohkan oleh nabi Ismail as kepada bapaknya nabi Ibrahim as. Serta
mengikuti ajaran Rosulullah Muhammad SAW “Pada kesempatan ini saya mengajak
kepada masyarakat khususnya orang tua agar memperhatikan anak-anak serta
mengajarkan kepada mereka akhalak dan berakidah islam agar esok menjadi anak
yang berbakti dan nurut kepada kita selaku orang tua seperti yang contohkan
oleh nabi Ibrahim as dan anaknya Ismail as” ujarnya
Selian itu HBY juga menghimbau kepada ribuan jamaah untuk senantiasa
menjaga tali persaudaraan serta mempererat tali peraudraan agar tidak terjadi
percekcokan yang mengakibatkan permusuhan seperti yang terjadi pada tahun
sebelumnya “selain itu saya sekaligus mengajak kepada semua lapisan masyarakat
dompu agar tetap menjaga tali silaturahim dan mempererat tali persaudaraan,
menjaga hubungan baik agar tidak terjadi percekcokan serta pertumpahan darah
seperti yang terjadi sebelumnya” ajaknya.( Azis red)
Jumat, 11 Oktober 2013
Perjuangan Ompu Emo
Km. Sanggicu: Sabtu (12/10) Ompu Emo nama sapaan yang sering di panggil oleh anak cucunya kepada kakek yang bernama asli Umar Usman. Ompu Emo tinggal di dusun teke/dorebara utara.
Keseharin ompu Emo semasa tua sekarangg ini hanya menganyam alang-alang untuk dijadikan anyaman untuk mengatapi saungan. Kakek yang berumur 80 tahun yang hanya mengurus istri tercinta Sei ini mengakui telah mengerjakan pekerjaan semasih ia berumur 65 tahun hingga saat ini. beliau jugamengakui kerjaannya untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari bersama istritercintanya wai Sei yang bernama lengkap Samsiah. "dengan sisa usia saya yang sekarang ini, sYa hanya mampu meneruskan kehidupan saya bersama istri dengan menganyam alang-alang,karena hanya ini keahlian saya. Saya punya anak cucu yang mau membantu tapi saya menolaknya karena saya merasa diri saya mampu" ujarnya.
Selain menganyam alang-alang, bapak yang kini menjadi buyut untuk keturunannya ini sebelum menganyam ia mencari dan mengumpulkan alang-alang dengan sendirinya disawah yang jaraknya ratusan meter bahkan mencapai bahkan lebih dari 1 kilo meter.
Ompu Emo merupakan sosok kakek yang pantang menyerah demi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, sehingga ia tidak ingin anak cucunya terbebani dengan kehidupannya.( azis red)
Keseharin ompu Emo semasa tua sekarangg ini hanya menganyam alang-alang untuk dijadikan anyaman untuk mengatapi saungan. Kakek yang berumur 80 tahun yang hanya mengurus istri tercinta Sei ini mengakui telah mengerjakan pekerjaan semasih ia berumur 65 tahun hingga saat ini. beliau jugamengakui kerjaannya untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari bersama istritercintanya wai Sei yang bernama lengkap Samsiah. "dengan sisa usia saya yang sekarang ini, sYa hanya mampu meneruskan kehidupan saya bersama istri dengan menganyam alang-alang,karena hanya ini keahlian saya. Saya punya anak cucu yang mau membantu tapi saya menolaknya karena saya merasa diri saya mampu" ujarnya.
Selain menganyam alang-alang, bapak yang kini menjadi buyut untuk keturunannya ini sebelum menganyam ia mencari dan mengumpulkan alang-alang dengan sendirinya disawah yang jaraknya ratusan meter bahkan mencapai bahkan lebih dari 1 kilo meter.
Ompu Emo merupakan sosok kakek yang pantang menyerah demi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, sehingga ia tidak ingin anak cucunya terbebani dengan kehidupannya.( azis red)
Kejar target (rehab perbaikan masjid terus dilakukan)
Gb. saat menganyam tiang coran |
KM Sanggicu: rehap perbaikan masjid raodatul jannah Desa
Dorebara kian terus dilakukan. Perbaikan masjid ini yang dilakukan sejak akhir
tahun 2011 lalu masih belum tuntas yang dikendalai oleh keterbatasan anggaran
dan keterbatasan tenaga.
Sudah dua bulan terakhir ini perbaikan masjid Raodatul
Jannah terlihat ramai. Sebelumnya banyak kendala yang menyulitkan perbaikan
Biko si-Pencari Kayu Bakar
Gb. Biko Saat Istirahat. |
A Bakar(41) yang merupakan Bapak beranak 4 (empat)
Rabu, 09 Oktober 2013
Bertawakal Pada Banyak Celah Rezkinya.
Km. Sanggicu, selepas dari kegiatan liputan berita dan
kerjaan rumah, sebagai anak petaniyang tinggal di kampung Dorebara M. Ridwan yang
merupakan salah satu Tim Sanggicu menyempatkan diri untuk mengumpulkan dedak
dari kulit dan daun kedelai untuk dijualnya ke pemilik ternak sapi.
Untuk memenuhi waktu luangnya, Iwan (23) yang merupakan nama
sapaan yang sering di pake oleh teman-temannya kemarin selasa (08/10) usai
menggali informasi, ia langsung mengarah kesawah untuk mengumpulkan dedak
kedelai, sebelumnya Iwan juga melakukan hal yang sama yang hasilnya akan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan
uang saku. Dalam sehari yang dia dapatkan lebih dari 10 (sepuluh) karung dedak
yang tiap karungnya dihargai senilai Rp. 13.000 – Rp. 15.000,-. Dan yang
mengambilnya biasanya pmilik sapi pelanggan nya tahun kemarin, namun untuk
sekarang ini banyak pesanan yang justru membuatnya lebih giat untuk mencari
dedak.
Iwan bujangan tanpa kenal leleah ini biasanya ia tidak
mencari sendiri, melainkan ia dibantu oleh bapak dan adik-adiknya, namun banyak
kendala yang dihadapi yang harus dilewati yaitu banyak pemilik kedelai sehabis
menggiling mereka langsung membakarnya, jadi harus pintar-pintar untuk
memesannya serta harus rela berebutan dengan pengumpul lainnya yang juga
tujuannya sama untuk menjual dan ada juga yang mengambil untuk sapinya sendiri.
“sekarang lebih sulit untuk mengumpulkan dedak kedelai,
karena sudah banyak orang yang mengumpulkannya juga, bahkan pemilik sapi
sendiri, dan juga sekarang sudah banyak warga dari bima yang ikut serta untuk
mengambilnya, yang diambil bukan hanya dedak, melainkan tangkai keras serta
sisa jerami kedelai yang jarang diambil, mereka mengambil untuk mencukupi pakan
ternak mereka selama musim kemarau ini. Tidak hanya rebutan, yang mengecewakan lagi
banyak pemilik kedelai sekarang ini membakar sisa gilingan kedelai mereka”
Jelas Iwan.
Dengan sampingan mengmpulkan
dedak kedelai, Iwan tetap kompak pada kerja tim yang melibatkan dirinya untuk
menggali berita unik seputaran kampong. Azis Red.
Kegagalan Panen Yang Terobati
Gb. Awahab & Bp Muhtar saat Sabit kedelai |
Seperti yang dilakukan oleh keluarga Bapak Muhtar M Ali (56)
serta keluarga Bapak A Wahab(45). Senin (07/10) Untuk mengawali panen kedelai
yang mereka rawat selama ini hanya bisa bersukur setelah melewati berbagai
macam proses perkembangan tanaman yang mereka miliki, seperti penanggulangan
hama penyakit, penyiangan serta pengairan dan pemupukan yang dikategorikan perawatan ekstra untuk
hasil yang lebih baik.
Setelah terlewat dari kegagalan panen dimusim yang kemarin
pada tanaman padi, maka mereka merasa cukup puas dengan hasil yang dicapai
setelah melihat hasil yang diraih dengan panen kedelai yang mereka petik.
Karena sebelumnya hampir semua petani merasa dirugikan dengan kegagalan panen
padi yang disebabkan kekurangan air, maka dengan panen kedelai yang sekarang ini cukup menutupi kerugian yang
mereka alami sebelumnya. Karena sebelumnya kedelai yang dapatkan hanya 500 Kg
lebih, namun utuk sekarang ini mereka merasa cukup dengan hasil panen yang
sedikit meningkat menjadii lebih dar 800 Kg.
Bapak Muhtar dan A
Wahab merasa bangga dan terlihat kegembiraannya yang terukir jelas diwajah
kedua petani ini saat sejenak beristirahat usai panen yang mereka lakukan
mereka berani mengutarakan kesenangan mereka. “kami justru merasa bangga senang
dengan hasil panen kedelai yang kami raih sekarang ini, karena sebelumnya kami
gagal memetik hasil padi namun hasil kedelai sekarang ini menutupi kerugian
yang kami dapatkan sebelumnya” ujar mereka
Yang membuat para petani lebih bersemangat lagi yaitu untuk kali ini harga kedelai cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, karena tahun kemarin harga kedelai hanya Rp. 5.500 / Kg nya sedangkan sekarang ini terbukti meningkat sampai Rp. 7.500 /Kg nya. Mereka kurang begitu mengerti permainan harga pasar yang dimainkan oleh instansi terkait serta para pedagang, namun dengan harga sekian mereka merasa bersukur. Seperti yang dijelaskan oleh bapak A Wahab, “justru yang membuat kami riang juga adalah harga kedelai yang dipatok oleh para pedang sekarang ini lumayan meningkat dibandingkan yang kemarin, karena sebelumnya hanya Rp.5.500 / Kg, namun sekarang mereka mengambil dengan harga Rp 7.500, entah ini peraturan dari pemerintah ataukah pedaganggya sendiri tapi kami cukup saja dengan apa yang kami dapatkan sekarang ini” jelasnya.
Inilah yang membuat kedua petani yang sebelumnya mengalami kegagalan untuk memanen hasil padinya dan sekarang terobati dengan hasil panen yang lebih dari biasanya. Azis Red
Langganan:
Postingan
(
Atom
)