Ting-ting-ting... Begitulah suara sendok ketika diketokan dengan botol saus yang di gantungnya didepan sebelah kiri setir Motor, biasanya kebanyakan warga langsung berdatangan untuk menghampiri dan langsung membeli bahwasanya suara tesbut adalah suara pedamgang cilok.
Tidak heran usai hujan reda ditaman kota Dompu banyak gerobak yang mangkal untuk menambah kehebohan taman kota dengan fariasi ketukan tangan yang sangat berfariasi suara dentingan botol maupun mangkuk yang diketuk dengan menggunakan sendok yang menandakan perbedaan dengan penjual lainnya, seakan memanggil para pembeli dengan bisikan cilok hangat enak siap saji.
Banyak pengunjung taman yang membeli cilok, namun beda cilok di Dompu dengan cilok di Lombok maupun di Jawa, karena cilok ini hanya tersedia dengan sambal saus manis dan pedis, kalo di kota lain ada yang menggunakan sambel kacang.
Seperti salah seorang pembeli cilok Mbak Yani, ia mengaku sangat hobi memakan jajanan yang terbuat dari kanji dan daging ini, dan setiap hari ia tidak ingin ketinggalan dengan jajanan ini.
"Asiknya ketika usai hujan kan dingin, duduk ditaman kota sambil cuci mata menikmati jajanan murahan yang pasti hanghat dan menggugh selera dengan cilok, dengan modal Rp.5000 bisa memuaskan slera makanku beserta keluarga" ujarnya girang.
Jajanan murah meriah ini juga sangat bergantung pada penjualnya, seperti mas Darus Salam (28) pemuda asal Lombok Timur yang biasa disapa Darus , karena seperti yang dijelasdkan oleh Darus bahwa berdagang jajan murah meriah ini sungguh harus diperhatikan keuntungan dan modalnya, karena disaat musim hujan begini biasanya harus rajin-rajin memperhatikan cuaca dan kesehatan.
"Sedikit keuntungan dan kesempatan yang kita miliki ketika musim hujan begini, karena dengan modal Rp.150 ribu sehari akan menarik keuntungan hanya Rp.60 ribu/ hari, ketika jusim hujan begini. dan jikalau laku semua keuntungan sehari sekitar Rp.160 ribu. yang ada rugi kalau musim hujan begini karena kita harus sediakan obat dan kita harus taruhan kesehatan ketika terkena hujan yang biasanya flu yang kena" ujarnya sedih.
Memang tidak heran gaya dan usaha oprang orang untuk mencari nafkah, karena dengan tetap berusaha walau menerjang serta melawan musim demi melancarkan kehidupan dan menafkahi diri dan keluarga. *Az
Tidak heran usai hujan reda ditaman kota Dompu banyak gerobak yang mangkal untuk menambah kehebohan taman kota dengan fariasi ketukan tangan yang sangat berfariasi suara dentingan botol maupun mangkuk yang diketuk dengan menggunakan sendok yang menandakan perbedaan dengan penjual lainnya, seakan memanggil para pembeli dengan bisikan cilok hangat enak siap saji.
Banyak pengunjung taman yang membeli cilok, namun beda cilok di Dompu dengan cilok di Lombok maupun di Jawa, karena cilok ini hanya tersedia dengan sambal saus manis dan pedis, kalo di kota lain ada yang menggunakan sambel kacang.
Seperti salah seorang pembeli cilok Mbak Yani, ia mengaku sangat hobi memakan jajanan yang terbuat dari kanji dan daging ini, dan setiap hari ia tidak ingin ketinggalan dengan jajanan ini.
"Asiknya ketika usai hujan kan dingin, duduk ditaman kota sambil cuci mata menikmati jajanan murahan yang pasti hanghat dan menggugh selera dengan cilok, dengan modal Rp.5000 bisa memuaskan slera makanku beserta keluarga" ujarnya girang.
Jajanan murah meriah ini juga sangat bergantung pada penjualnya, seperti mas Darus Salam (28) pemuda asal Lombok Timur yang biasa disapa Darus , karena seperti yang dijelasdkan oleh Darus bahwa berdagang jajan murah meriah ini sungguh harus diperhatikan keuntungan dan modalnya, karena disaat musim hujan begini biasanya harus rajin-rajin memperhatikan cuaca dan kesehatan.
"Sedikit keuntungan dan kesempatan yang kita miliki ketika musim hujan begini, karena dengan modal Rp.150 ribu sehari akan menarik keuntungan hanya Rp.60 ribu/ hari, ketika jusim hujan begini. dan jikalau laku semua keuntungan sehari sekitar Rp.160 ribu. yang ada rugi kalau musim hujan begini karena kita harus sediakan obat dan kita harus taruhan kesehatan ketika terkena hujan yang biasanya flu yang kena" ujarnya sedih.
Memang tidak heran gaya dan usaha oprang orang untuk mencari nafkah, karena dengan tetap berusaha walau menerjang serta melawan musim demi melancarkan kehidupan dan menafkahi diri dan keluarga. *Az
Tidak ada komentar :
Posting Komentar