waria saat terjatuh pingsan karena kesurupan |
Km.Sanggicu. acara khitanan adalah salah satu acara yang
wajib dilakukan oleh anggota keluarga muslim terhadap anak perempuannya, itulah
yang diajarkan untuk seluruh umat muslim.
Seperti halnya yang dilakukan oleh bapak Briptu Muslimin
M.Yakub yang beralamatkan Dusun Ntori(dorebara selatan) Dompu Ju’mat - Sabtu(20-21/04) , ia melakukan penghitanan terhadap putri
pertamanya. Biasanya kebanyakan orang mengkhitan serta menyunat putra putri
mereka dengan sederhana dan mudah tanpa melakukan acara – acara hajatan yang
resmi yang telah diajari dengan kebudayaan Islam Dompu.
Tapi sudah 2 tahun terakhir acara sunatan serta khitanan
dengan menggunakan metode yang diajari tidak dilakukan lagi, dengan acara khitanan
anak dari bapak muslimin, ia mampu menerapkan acara khitan putrinya dengan
semua rangkaian acara kebudayan Dompu. Yaitu mbaju, hadra, kapanca, boe genda
dan ufi silu (istilah bahasa Bima).
Banyak warga yang hadir turut memriahkan acara. Yang membuat
bahan omongan serta tontonan masyarakat yaitu disaat boe genda(pukul gendang) yang
disertai ufi silu(sruling), karena
saat acara itulah akan ada penampilan dari beberapa warga yang akan ‘bolo (kesurupan) karena menurut orang
tua bahwa orang yang kesurupan adalah orang yang dirasuki oleh arwah go’ib
yakni arwah leluhur yang ikut serta hadir pada acara yang berlangsung. Tapi sayangnya
warga yang kesurupan adalah seorang Waria yang biasa disapa dengan panggilan
Mba Netti yang nama aslinya adalah Ibrahim yang memicu tawaan orang disaat jika
musik berhenti untuk sejenak maka bencong yang kesurupan jatuh pingsan dan
sadar kembali.
Acara ‘Bolo/Kesurupan ini berlangsung heboh dan lama sekitar
2 jam, karena banyak warga sekitar yang menonton baik orang tua-maupun
anak-anak.
Setelah berakhir cara boe genda dan berakhirah acara hiburan
budaya malam harinya dan berlanjut pagi harinya dengan puncak acara yaitu Khitanan dan diakhiri
dengan resepsi perjamuannya sore harinya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar